Bentuknya berbintik mirip salju yang ditemukan di batu gamping dan kapur di Mars seperti yang dilaporkan para ilmuwan, Senin (29/9).
Menurut ilmuwan dari the University of Arizona di Tucson, Amerika Serikat, William Boynton, persisnya hal tersebut masih menyisakan misteri. "Itu merupakan material yang pasti ada di udara," kata William.
Laser di dalam Phoenix baru-baru ini mendeteksi salju berjatuhan dari beberapa awan yang berjarak dua mil di atas tempat kutub utara Mars. Tapi kemudian, salju menghilang sebelum dapat mencapai tanah.
Phoenix telah mendarat di Martian, kutub utara daratan mulai Mei 2008, dan akan melakukan tugas selama tiga bulan untuk memberi masukan pembelajaran tentang cuaca di lingkungan sekitar yang dingin tentang kehidupan. Akan menjadi sebuah langkah besar bila ditemukan dan ditetapkan adanya es di planet tersebut.
Para ilmuwan mencurigai, awan telah membekukan air di kutub utara daratan. Dan penelitian itu berdasarkan pada pengukuran dari kendaraan angkasa yang ada di satelit. Wahana tersebut juga akan mencari tanah yang sedikit mengandung alkalin dan berisi nutrisi penting dan mineral.
"Apakah daerah mars dapat dihuni? saya pikir mendekati hipotesis. Kami paham, meskipun Mars memberikan banyak kejutan, kita tidak akan berhenti untuk terus menginvestigasinya," kata Kepala Ilmuwan Peter Smith, dari the University of Arizona.
Mars hari ini sangat dingin dan kering dengan tidak ada tanda air dipermukaan, tapi peneliti percaya suatu saat di Mars akan menjadi lebih hangat dan lebih basah. NASA memperpanjang misi selama tiga bulan ke depan sebelum selesai akhir tahun, jika Phoenix dapat bertahan dalam waktu lama.
Kendala akan ditemui Phoenix, dengan sumber panas yang menyusut, lebih sedikit cahaya matahari mencapai alat pengisian bahan bakar kendaraannya. Phoenix selalu akan keluar menyentuh permukaan tanah, untuk mengontrol dengan singkat pada November, di mana matahari berada di antara bumi dan Mars yang dapat menghalangi komunikasi.
0 komentar:
Posting Komentar